Feeds:
Pos
Komentar

Posts Tagged ‘monyet’

Ada yang mengirimkan kumpulan humor ini empat tahun lalu, ngak tahu siapa yang ngarang, saya share untuk relaks menunggu buka puasa

———————————————————–

KORAN


Si Tina ( umur 8 tahun ) di suruh ibunya menjaga adiknya yang sedang bermain, karena ibunya sedang memasak. Ketika sedang bermain, si bayi makan koran hampir habis 1 halaman.
Tentu saja si Tina kaget.
Tina :”Ibu si Adik makan koran sampe mau habis !”.
Ibu :”Appaaaa!, dengan kagetnya sambil berlari dan merebut sisa Koran yang ada.
Lalu dengan tenangnya si ibu menjawab.
Ibu :”Nggak apa- apa kok itu koran bekas, kirain koran yang baru ibu beli”

—————————————————————————-

LETAK


Dodo sepulang dari sekolah bercerita pada babenya yang nggak pernah sekolah
“Be..tadi aye dimarahin ama pak guru.”
“Emang loe salah ape Do..”
“Tadi aye kagak bisa jawab pertanyaan pak guru.”
“Emang loe ditanye ape..?”
“Pak guru tanye..dimana letaknya Washington..”
“Mangkenye Do..laen kali kalo’ loe ngeletakin sesuatu jangan ampe lupe letaknye.”

—————————————————————————-

ADA TUTUPNYA


Kejadian ini terjadi pada suatu terminal bis ketika menjelang Lebaran. Kala itu terminal penuh sesak, sehingga untuk berjalan pun sulit. Seorang gadis, dengan susah payah akhirnya dapat mencapai sebuah bis yang masih kosong dan duduk di dalamnya sambil menunggu bis  diberangkatkan. Akan tetapi tiba-tiba si gadis merasa kebelet ingin buang air kecil, karena
terminal penuh sesak, akhirnya si gadis terpaksa pipis di tempat duduk bis tersebut.
Tak lama kemudian datang seorang bapak yang hendak duduk disebelah gadis tersebut. Melihat tempat duduknya basah, maka sang bapak pun bertanya :
Bpk: Maaf mbak . . , mengapa tempat duduk ini basah ?
Gadis: Oh . . maaf, ini . . anu . . , minyak wangi saya tadi tumpah. .,engga ada tutupnya . . . .
Kemudian sang bapak tadi mengeluarkan sapu tangannya dan mulai membersihkan tempat duduk itu. Akan tetapi curiga dengan baunya yang lain, maka diciumnya sapu tangan itu  . . .
Akhirnya sambil tersenyum sang Bapak itu berkata :
” Wah . . . mbak, kalo minyak wangi yang seperti ini sih, saya punya
tutupnya !”

—————————————————————————-

MUSUH


“Lapor, Komandan…tiga orang musuh sudah berhasil saya tembak mati di
tempat.”
“Bagus. Lalu, mana kesepuluh temanmu?”
“Ditembak mati musuh, Komandan!”

—————————————————————————-

TAKSI GELAP


“Pak, tolong saya Pak… saya habis ditodong oleh sopir taksi gelap yang membawa saya dari bandara!
“Seperti apa ciri-ciri wajah sopir itu?”
“Yaah, namanya saja taksi gelap, Pak..mana bisa saya lihat wajahnya Pak.”

—————————————————————————-

KETURUNAN


Pulang sekolah, sambil berlari-lari Romi mendapati ibunya sambil bertanya:
“Bu, Pak Guru tadi bilang, sebenarnya kita ini keturunan monyet. Apa benar begitu, Bu?”
“Enggak tahu juga,” sahut ibunya enggan. “Wong … ibu belum mengenal semua keluarga ayahmu!”

—————————————————————————-

TUSUK GIGI

Seorang majikan marah-marah soalnya tusuk gigi di meja makannya cepet banget habis.
“Bik, apakah Bibik sering mengambil tusuk gigi? Tiap hari kok makin berkurang?!” tanya sang majikan pada pembantunya. Sambil sedikit gemetar si pembantu menjawab, “Wah, bukan saya tuan, wong saya kalau habis pakai tusuk gigi pasti saya kembalikan ke tempatnya lagi.”

—————————————————————————-

BUANG AIR

Di sebuah WC umum tertulis: Buang Air Kecil Rp. 2.000,- ; Buang Air Besar Rp. 1.000,-
“Wah gila, mahal juga kencing di sini. Ah, bilang aja buang air besar. Penjaganya nggak tahu ini, ah,” batin Eko yang lagi kebelet. Setelah selesai, ia keluar dan menghampiri penjaga toilet.
“Bang, buang air besar, Bang,” kata Eko sambil menyodorkan selembar duit ribuan.
“Wah, kurang Bang!” jawab si penjaga toilet.
“Kok bisa? Di situ kan ditulis kalo buang air besar bayarnya cuman seribu perak!”
“Gini Bang, kalo Abang buang air besar pasti dibarengi buang air kecil, tapi kalo buang air kecil nggak mungkin barengan sama buang air besar!”
“Jadi?”
“Ongkosnya 3.000 perak, Bang!”

—————————————————————————-

KAKEK DAN ANAK PUNK


Seorang kakek tengah duduk di bangku taman sambil menikmati indahnya sore hari. Tiba-tiba seorang anak muda bergaya punk duduk di sebelah si kakek. Rambut anak muda itu dicat kuning dan hijau, sementara rambut-rambut yang berdiri dicat oranye dan ungu. Di sekeliling matanya dikasih warna hitam. Kakek-kakek itu bengong menatap si anak punk.

Merasa terganggu oleh tatapan si kakek, si pemuda punk bertanya, “Eh, Kek, kenapa liat-liat? Emangnya dulu waktu muda nggak pernah gila-gilaan ya?!”

Setelah menarik napas dalam, si kakek menjawab, “Tentu saja pernah. Dulu aku pernah mabuk berat, dan ketika mabuk itulah aku memperkosa seekor burung kakatua. Aku lagi bertanya-tanya, jangan-jangan kamu adalah anakku.”

Read Full Post »